AYAT AL-QURAN TENTANG PENDIDIKAN -Makalah Tafsir Tarbawi


>>>Baca Juga Cerita Unik

A.    TAFSIR SURAT AL-BAQARAH AYAT 247

Artinya : “Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu." mereka menjawab: "Bagaimana Thalut memerintah Kami, Padahal Kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?" Nabi (mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang Luas dan tubuh yang perkasa." Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha mengetahui”.) QS. al-baqarah : 247 )
Tafsir ayat ini menjelaskan Nabi mereka telah menetapkan Thalut sebagai raja yang memimpin mereka dalam suatu perkara yang memang harus memiliki pemimpin yang ahli dalam kepemimpinan, namun mereka menyayangkan ketetapan Nabi mereka untuk memilih Thalut sebagai raja mereka, padahal ada orang yang lebih baik rumahnya dan lebih banyak hartanya darinya, lalu Nabi mereka menjawab bahwa sesungguhnya Allah telah memilihnya untuk kalian, karena Dia telah mengaruniakan kepadanya kekuatan ilmu tentang siasat dan kekuatan tubuh, yang mana kedua hal itu merupakan sarana keberanian, kemenangan dan keahlian dalam mengatur peperangan, dan bahwasanya raja itu tidaklah dengan banyaknya harta, dan tidak juga orang yang menjadi raja itu harus merupakan raja dan pemimpin pula dalam daerah-daerah mereka, karena Allah memberikan kerajaanNya kepada siapa yang dikehendakiNya.
Dari ayat ini di pahami bahwa wewenang memerintah bukanlah atas dasar  keturunan, tetapi atas dasar pengetahuan dan kesehatan jasmani, bahkan di sini di isyaratkan bahwa kekuasaan yang di restui-Nya adalah yang bersumber dari –Nya, dalam arti adanya hubungan yang baik antara Penguasa dan Allah SWT. Di sisi lain, ayat ini mengisyaratkan bahwa bila anda ingin memilih, jangan lah teperdaya oleh keturunan, kedudukan sosial, atau popularitas, tetepi hendak nya atas dasar kepemilikan sifat-sifat dan kulifikasi yang dapat menunjang tugas yang akan dibebankan kepada Anda pilih itu.[1]
 Untuk lebih meyakinkan kaumnya yang keberatan atas pengangkatan itu, Nabi tersebut  menyampakan satu bukti yang nyata kepada mereka, yang di jelaskan dalam ayat berikut.

B.     TAFSIR SURAT AN-NISA AYAT 06
Artinya : “Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), Maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. dan janganlah kamu Makan harta anak yatim lebih dari batas kepatutan dan (janganlah kamu) tergesa-gesa (membelanjakannya) sebelum mereka dewasa. barang siapa (di antara pemelihara itu) mampu, Maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan Barangsiapa yang miskin, Maka bolehlah ia Makan harta itu menurut yang patut. kemudian apabila kamu menyerahkan harta kepada mereka, Maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi (tentang penyerahan itu) bagi mereka. dan cukuplah Allah sebagai Pengawas (atas persaksian itu).(QS. an-nisa : 06)
Ayat ini mengingatkan perlunya menguji kemampuan anak yatim berkenaan dengan pengolaan harta dan kecerdasan emosinya sebelum memyerahkan hartaan ha nya yang beraada di tangan walinya hendak penyerahan nya yang berada di tangan wali dan hendak penyerahan di saksikan oleh pihak ke tiga.Wali di ingat kan agar tidak bergesa menghabiskan harta anak yatim pun di ingatkan agar tidak bergegas menurut sebelum nya.[2]
Apabila anak yatim memang sudah bisa mengurus harta, maka tidak apa menyerahkan harta kepada mereka. Selama wali mengurus anak yatim dan hartanya, tentu saja wali berhak untuk mendapatkan imbalan, sebagai ganti dari keringat dan jerih payah nya.
Telah diriwayatkan oleh Ahmad dari Ibnu Umar ra.bahwa ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi swt.,”Aku tidak mempunyai harta, tetapi aku adalah seorang wali dari anak yatim.”Kemudian Nabi swt.bersabda:
“Makanlah olehmu sebagian harta anak yatimmu tanpa berlebih-lebihan dan (juga)tanpa  menghambur-hamburkannya dan (juga)tanpa mengindahkan antara  hartamu dengan hartanya.
Hikmah yang terkandung dalam ketentuan itu ialah bahwa anak yatim yang berada dalam rumah sang wali diibaratkan anaknya,dan sangat baik bagi pendidikannya apabila ia bercampur dengan sang wali dan keluarga nya dalam hal makan dan bergaul.Apabila wali seorang kaya, dan ia tidak tamak terhadap harta anak anak yatim, maka peliharaannya merupakan kemaslahatan bagi anak yatim. Apabila wali menginfak sebagian hartanya, maka ketentuannya adalah sebatas yang di perlukan. Tetapi apabila keadaan sang wali miskin dan tidak mampu  mengekang diri untuk tidak memakan harta anak yatim kaya yang ada dalam pemeliharaanya, maka apabila ia memakan harta anak yatim kaya yang ada dalam pemeliharaannya, maka apabila ia memakan dari makanannya sesuai tradisi yang berlaku di antara orang-orang yang bergaul, tanpa merugikan harta pokok anak yatim yang berbentuk barang tak bergerak atau berbentuk lain,dan ia bukan orang yang membelanjakan harta anak yatim untuk kemaslahatan(kepentingan)dan kebutuhannya, maka sang wali saat itu dinamakan orang yang memakan harta anak yatim dengan cara yang baik.[3]
Ayat ini menjelaskan mengingatkan perlunya menguji kemampuan anak yatim berkenaan dengan pengolaan harta dan kecerdasan emosinya sebelum menyerahkan hartanya yang berada di tangan wali dan hendaknya penyerahannya di saksikan oleh pihak ketiga. wali diingatkan agartidak bersegera menghabiskan harta anak yatim sebelum dia dewasa dan mampu. Anak-anak yatim pun di ingatkan agar tidak bergegas menentut sebelum dia mampu dan cerdas.

C.    TAFSIR SURAT AL-MAIDAH AYAT 16
ÏôgtƒÏmÎ/ª!$#ÇÆtByìt7©?$#¼çmtRºuqôÊÍŸ@ç7ßÉO»n=¡¡9$#Nßgã_̍÷ãƒurz`ÏiBÏM»yJè=à9$#n<Î)ÍqY9$#¾ÏmÏRøŒÎ*Î/óOÎgƒÏôgtƒur4n<Î):ÞºuŽÅÀ5OŠÉ)tGó¡B(المىدة : )
Artinya : “Dengan kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus”.
(QS. al-maidah : 16 )
Dalam ayat ini mentafsirkan Allah SWT, mengantar siapa yang bersungguh-sungguh berusaha mengi kuti jalan menuju keridhaannya. Allah SWT, mengantar mereka kebermacam-macam atau satu demi satu jalan keselamatan. Allah SWT, juga mengeluarkan mereka dari aneka gelap gulita menuju cahaya yamg terang bebderang dengan seizinnya, dan menunjukkan mereka jalan lurus yang lebar guna meraih kebahagiaan.[4]
Dalam tafsir yang lain ayat ini mengatakan bahwa di beri ketegasan, bahwa sanya barang siapa yang taat setia mengikuti jalan yang di ridhai oleh Allah itu,pastilah dia  mendapat petunjuk dari kitap ini,jalan yang diridhai Allah adalah tidak lain dari jalan yang telah di gariskan oleh Rasul Allah, petunjuk itu akan di beri Tuhan dangan perantaraan kitap ini, sehingga dapat sampai kepada berbagai jalan kedamaian.[5]
Dalam  ayat ini mendapat tiga tingkat kebahagiaan yaitu:
1.      Mendapat jalan kedamaian
2.      Keluar dari gelap gulita kejahilan,khufarat dan fikiran kacau, karena di pimpin secara tidak jujur oleh pemuka-pemuka Agama, sehingga orang tidak boleh berfikir bebas,bahkan di wajibkan mesti tidak berfikir dan apa yang beliau fikirkan sajalah yang wajib di anggab benar .
3.      Jalan yang lurus yaitu jalan yang cepat sampai tujuan.

D.    TAFSIR SURAT AL-ANFAL AYAT 60

Artinya : “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)”.(QS. Al-anfall : 60 )
Tafsir ayat ini Allah memerintahkan para mukmin menyiapkan segala perangkat peperangan yang di perlukan menangkis dan menolak serangan musuh serta memelihara kebenaran dan keutamaan.Dan Allah menyuruh kita menyiapkan apa yang kita sanggupi untuk maju ke medan perang. Sudah barang tentu keadaan
berbeda-beda sesuai dengan berkembang masa, seperti perawal perbatasan agar tidak dapat di serbu oleh musuh.[6]
Karena persiapan untuk membela kebenaran dan nilai Ilahi memerlukan biaya, maka lebih jauh ayat ini memerintahkan untuk menafkahkan harta sambil mengungatkan bahwa apa saja yang di nafkahkan pada jalan Allah swt, walau sekecil apapun, niscaya akan di balas dengan cukup,tanpa bersangkutan di rugikan sedikitpun.[7]
Inti sari yang dapat kita ambil dari ayat ini [8]adalah:
1.      Kaum muslimin mendapat kemenangan dalam perang Badar, sekalipun persenjataan mereka ntidak lengkap dan tidak pernah mengadakan persiapan perang.
2.      Ayat tersebut memerintahkan kepada umat Islam untuk menggentarkan musuh-musuh Allah, namun yang di maksud dengan musuh dalam ayat ini adalah orang-orang yang mengingkari perjanjian, berkhianat kepada Islam dan menimpakan kemudlaratan kepada umad Islam.
3.      Kata-kata dalam Al-Qur’an yang bersumber dari kata rahaba tidak ada yang bermakna teror atau meneror.

E.     TAFSIR SURAT HUD AYAT 61 DAN 112
4n<Î)uryŠqßJrOöNèd%s{r&$[sÎ=»|¹4tA$s%ÉQöqs)»tƒ(#rßç6ôã$#©!$#$tB/ä3s9ô`ÏiB>m»s9Î)¼çnçŽöxî(uqèdNä.r't±Rr&z`ÏiBÇÚöF{$#óOä.tyJ÷ètGó$#ur$pkŽÏùçnrãÏÿøótFó$$sù¢OèO(#þqç/qè?Ïmøs9Î)4¨bÎ)În1uÒ=ƒÌs%Ò=ÅgC ( حود :       )
Artinya : “Dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-







Nya, Sesungguhnya Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)." (QS. hud : 61 )
Ayat ini menafsirkan:
Allah mengutus kepada kaum Tsamud Nabi Shalih,saudara mereka dalam nasab.Beliau menesihati kaumnya agar beribadah kepada Allah semata dan tidak menyekutukannya,kerena dialah yang berhak di sembah.Allah yang memulai penciptaan ayah mereka ,adam, dan menjadikan mereka memakmurkan bumi, lalu memerintahkan agar mereka memohon ampun kepada Allah dan bertobat yang benar kepadanya,sebab,Allah Maha dekat dengan siapa yang benar dalam ibadahnya dan iklas dalam ketaatannya. Allah mengabul permohonan hambanya apabila hamba nya ini memohon tobat dan istikfar akan mengekalkan kenikmatan dari  Allah yang Maha Esa lagi Maha perkasa untuk hamba-hamba yang baik.[9]
Intisari yang dapat kita ambil dari ayat ini :
1.      Dalam diri manusia terdapat unsur bumi /tanah .Ia ditugasi membangun bumi dalam kedudukan nya sebagai khalifah , sekaligis itu menjadi alasan mengapa manusia harus menyembah Allah SWT semata.kemudian dalam  membangun bumi, tidak jarang terjadi kesalahan dalam pelanggaran , namun hal tersebut kiranya dapat di ampuni Allah SWT.Jika yang bersangkutan memohon ampunan nya.
2.      Allah SWT dekat dengan manusia sehingga dalam berdoa tidak perlu berteriak /ber suara keras yang dapat menganggu pihak lain.

öNÉ)tGó$$sù !$yJx. |NöÏBé& `tBur z>$s? y7yètB Ÿwur (#öqtóôÜs? 4¼çm¯RÎ) $yJÎ/ šcqè=yJ÷ès? ׎ÅÁt/ 
 (حود :       )
Artinya : “Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kamu kerjakan”. (QS. Hud : 112).
Ayat ini menafsirkan,Wahai Nabi, tetap lah engkau berada di atas agama Allah sebagai mana Allah Perintahkan. Sembahlah Allah Dengan apa yang dia syariatkan.Engkau dan siapun yang bertobat bersamamu serta yang mendapat petuntuk dari kalangan orang yang beriman jangan melalui batasan ketentuan Allah.Sebab,Dia Maha mengetahui amalan kalian dan Maha Mengawasi.Tak ada satu pun yang di lihat.
Dalam firman Allah terdapat penggabungan antara ilmu yang bermanfaat dan amal saleh, melakukan yang di syariat kan dan menninggalkan bid’ah, serta taat dan berhati-hati menghadapi perselisihan.Inilah sebaik-baik nya kalam.[10]
Hikmah yang dapat kita ambil dari ayat ini adalah:Keteguhan dan komitmen Umat nya,dalam menghadapi para penentang, kita tidak boleh lemah dan mudah berdamai, juga tidak boleh berlebihan dan bertindak sewenang wenang.

F.     TAFSIR SURAT AL-HAJJ AYAT 78
(#rßÎg»y_ur Îû «!$# ¨,ym ¾ÍnÏŠ$ygÅ_ 4uqèd öNä38u;tFô_$# $tBur Ÿ@yèy_ ö/ä3øn=tæ Îû ÈûïÏd9$# ô`ÏB 8ltym 4s'©#ÏiB öNä3Î/r& zOŠÏdºtö/Î) 4uqèd ãNä39£Jy tûüÏJÎ=ó¡ßJø9$# `ÏB ã@ö6s% Îûur #x»yd tbqä3uÏ9 ãAqߧ9$# #´Îgx© ö/ä3øn=tæ (#qçRqä3s?ur uä!#ypkà­ n?tã Ĩ$¨Z9$# 4(#qßJŠÏ%r'sù no4qn=¢Á9$# (#qè?#uäur no4qx.¨9$# (#qßJÅÁtGôã$#ur «!$$Î/ uqèd óOä39s9öqtB (zN÷èÏYsù 4n<öqyJø9$# zO÷èÏRur 玍ÅÁ¨Z9$#.  &) لحج  :         )   
Artinya : “Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan Jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang Muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, Maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah.
Dia adalah Pelindungmu, Maka Dialah Sebaik-baik pelindung dan sebaik- baik penolong”.( QS. al- Hajj : 78 )
Dalam ayat ini menafsirkan Allah telah menanamkan kalian sebagaimana orang Islam dalam kitapnya yang terdahulu maupun didalam Al quran.Allah juga telah memuliakan kalian dengan kududukan ini agar rasullah menjadi saksi bagi kalian bahwa sesungguh nya dia telah menyampaikan risalah-Nya kepada kalian. Karena juga akan menjadi saksi bagi seluruh umat manusia bahwa sesungguhnya rasul-rasul telah menyampaikan risalah Allah kepada mereka semua.
Oleh karena itu, agungkanlah nikmat ini dengan sebenar-benarnya dan syukurilah. Lalu, laksanakanlah agama yang murni ini dengan sebaik-baik perlaksanaan, seperti mendirikan shalat sebaik-baiknya dengan cara yang dicintai Allah, menunaikan zakat harta yang wajib serta bertawakkal kepada Allah, berpegang teguh kepada-Nya, dan menyerahkan urusan kepada-Nya karena sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik pelindung bagi yang menjadikan-Nya sebagai pelindung yang akan menolong, memberi pahala dan menutupi aibnya. Dia juga Maha penolong terhadap hamba-Nya, yang menunjukkan mereka kepada hidayah, menjauhkan mereka dari kehinaan, dan melindungi  dari siksaan.[11]

G.    TAFSIR SURAT AN-NUUR AYAT 52
`tBur ÆìÏÜム©!$# ¼ã&s!qßuur |·øƒsur ©!$# Ïmø)­Gtƒur y7Í´¯»s9'ré'sù ãNèd tbrâͬ!$xÿø9$#  . ( النور :     ) 
Artinya : “Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, Maka mereka adalah orang- orang yang mendapat kemenangan’’.)QS. An-Nur : 52)
Ayat ini menafsirkan:Dan barangsiapa taat kepada Allah dan rasul-Nya sehingga dia melaksanakan perintah dan menjauhi larangan maka sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang beruntung dengan mendapatkan ridha Allah dan syurga-Nya.[12]
Intisari yang dapat kita ambil dari ayat ini adalah: Taat kepada seluruh aturan Allah dan Rasulnya baik terhadap suruhan maupun larangan adalah loyalitas mutlak. Taat yang di sertai dengan rasa takut dan tagwa, menaati Allah SWT dan rasulnya di sertai dengan rasa takut.

H.    TAFSIR SURAT AR-RUM AYAT 9
óOs9urr& (#r玍šo Îû ÇÚöF{$# (#rãÝàYusù y#øx. tb%x. èpt7É)»tã tûïÏ%©!$# `ÏB öNÎgÎ=ö6s% 4(#þqçR%Ÿ2 £x©r& öNåk÷]ÏB Zo§qè% (#râ$rOr&ur uÚöF{$# !$ydrãuHxåur uŽsYò2r& $£JÏB $ydrãuHxå ÷Làiø?uä!%y`ur Nßgè=ßâ ÏM»uZÉit7ø9$$Î/ ($yJsù šc%x. ª!$# öNßgyJÎ=ôàuÏ9 `Å3»s9ur (#þqçR%x. öNåk|¦àÿRr& tbqßJÎ=ôàtƒ  ( ألروم  :     )
Artinya : “Dan Apakah mereka tidak Mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang sebelum mereka? orang-orang itu adalah lebihkuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. dan telah datang kepada mereka Rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak Berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang Berlaku zalim kepada diri sendiri”. )QS. Ar-Rum : 9)
Ayat ini menafsirkan:
Apakah orang-orang kafir tidak melancong kesegala penjuru bumi, mengambil pelajaran, dan berpikir bagaimana kesudahan umat-umat terdahulu dan mendustakan para nabi dan mengingkari risalah mereka, seperti kaum ‘ad dan tsamud? Umat-umat terdahulu itu lebih kuat dan lebih besar badannya dan lebih banyak menikmati kelezatan hidup daripada mereka. Semasa hidup didunia, umat terdahulu itu menanami tanah mereka, mendirikan rumah-rumah dan istana jauh lebih banyak daripada yang dilakukan oleh penduduk mekkah. Hanya saja, bangunan rumah mereka, cocok tanam di tanah mereka, dan banyak nya kenikmatan yang mereka peroleh tidak membawa manfaat buat mereka.Nabi-nabi mereka telah membawa petunjuk yang pasti dan bukti yang terang atas ketuhanan Allah Swt, Tapi mereka menolak risalahyang dibawa oleh para rasul, mereka mendustakan dan memeranginya.Maka Allah menghancurkan dan membinasakan mereka. Tidaklah Allah menzalimi mereka melalui penghancuran tersebut mereka memang layak menerima hukuman. Mereka telah berlaku aniaya terhadap diri mereka sendiri dengan berbuat kufur dan pendustaan.[13]
Dan ayat  ini melanjudkan bahwa telah datang kepada generasi terdahulu itu rasul-rasul yang Allah Swt. Utus dengan membawa bukti-bukti kebenaran yang nyata.Tetapi, mereka enggan percaya maka Allah menjatuhkan siksa-Nya atas mereka . Allah Swt , sekali-kali tidak berlaku zalim terhadap diri mereka.[14]Dan intisari yang dapat kita ambil bahwa mewujudkan kemakmumuran hidup manusia di muka bumi ini.

I.       TAFSIR SURAT ATH-THUUR AYAT 47
¨bÎ)ur tûïÏ%©#Ï9 (#qßJn=sß $\/#xtã tbrߊ y7Ï9ºsŒ £`Å3»s9ur öNèduŽsYø.r& Ÿw tbqçHs>ôètƒ  . ( الطور :       )
Artinya : “Dan Sesungguhnya untuk orang-orang yang zalim ada azab selain daripada itu. tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui”. (QS. Ath-Thuur : 47)
Ayat ini menafsirkan:
Yang dimaksud azab yang lain ialah adanya musim kemarau, kelaparan malapetaka yang menimpa mereka, azab kubur dan lain-lain.
Orang-orang kafir itu menerima siksaan pula dikehidupan dunia mereka sebelum hari kiamat, yaitu pembunuhan, penawaan, kehinaan, musibah ,siksa kubur,dan lain sebagainya.Hanya saja kebanyakan orang-orang kafir tidak menyadari hal itu[15]

J.      TAFSIR SURAT AR-RAHMAN AYAT 33
uŽ|³÷èyJ»tƒ Çd`Ågø:$# ħRM}$#ur ÈbÎ) öNçF÷èsÜtGó$# br& (#räàÿZs? ô`ÏB Í$sÜø%r& ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur (#räàÿR$$sù 4Ÿw šcräàÿZs? žwÎ) 9`»sÜù=Ý¡Î0 .  ( الرحمن  :       )


Artinya : “Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan”.(QS. Ar-Rahman : 33)
     Ayat ini menafsirkan, Wahai sekalian bangsa jin dan manusia, jika kalian sanggup berlepas diri dari perintah Allah Swt.dan melarikan dari hukumNya maka larikan lah diri kalian dari penjuru langit dan bumi, kalian tidak akan pernah mampu kerena semua berada di bawah hukum nya,kekuasaan,dan pengatirannya.
Kalian hanya akan mampu berlepas diri semua itu,dengan kekuatan,dukungan dan izin Allah, namun bagai mana mungkin hal itu bisa terjadi ,sementara kalian adalah hamba yang lemah serta di kuasai oleh nya?.[16]
Maka banyak ulama menafsirkan ayat ini dalam konteks kemampuan manusia dengan ipteknya untuk mengarungi angkasa. Tetapi menurut Qurai shihab dan para Ulama Mesir yang bergabung dalam tim penyusun tafsir Al-muntahab rasa nya hal itu kurang tepat atat tersebut adalah ucapan Allah kepada jin dan manusia di akhirat yang menegaskan walaupun mereka akan lari dari siksaan Allah, niscaya meraka tidak akan sanggup melarikan diri. Didahulukan nya jin memiliki kemampuan lebih besar dari pada manusia dalam mengarungi angkasa. Dalam tantangan untuk menciptakan Al qur an, manusia di dahulukan dari jin, karena dalam urusan bahasa Al qur an, manusia memiliki kemampuan lebih besar dari pada jin.[17]
K.    TAFSIR SURAT AL’ASHRI AYAT 1-3
ÎŽóÇyèø9$#ur .¨bÎ) z`»|¡SM}$# Å"s9 AŽô£äz .žwÎ) tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# (#öq|¹#uqs?ur Èd,ysø9$$Î/ (#öq|¹#uqs?ur ÎŽö9¢Á9$$Î/ . ( العصر :            )

Artinya : “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.)QS. Al-Ashri : 1-3)
Ayat ini menafsirkan, Pada ayat satu ,ialah Aku benar-benar bersumpah dengan waktu,yaitu masa untuk ummad manusia dari generasi-menjalani kehidupan , melaksanakan berbagai kegiatan, melakukan berbagai kesibukan, Dengan kata lain, masa di sini adalah umur dunia.Pada ayat yang kedua: Sesungguh nya seorang anak cucu Adam itu benar-benar akan binasa dan celaka apabila tidak beriman kepada Allah, ia akan benar-benar merugi dengan waktu yang di habiskan untuk meninggalkan iman. Dan pada ayat ketiga: Adapun yang tidak bakal merugi adalah orang yang beriman kepada Allah, mengikuti tuntunan Rasullah, Swt, mengerjakan amal Shaleh yang di isyaratkan, nasehat-menesehati dengan seksama untuk bersabar menjalankan sesuatu yang di perintah oleh Allah, meninggalkan suatu yang di larang, di ridhai terhadap sesuatu yang telah di takdirkan Allah kepada nya. Perlu di camkan bahwa sanya iman itu pegangan, amal saleh itu bekal, kebenaran itu tujuan, dan kesabaran itu adalah sarana. Maka, barang siapa mengumpulkan semua itu niscaya ia akan menjadi hamba yang paling baik di dunia dan di akhirat,[18]
Hikmah yang dapat kita ambil dari ayat ini ialah :
1.      Dalam ayat ini Allah bersumpah (waw gasam ) dengan waktu dan menunjukkan bahwa waktu memiliki ke istimewaan atau kekhukusan, karena bila Allah  bersumpahdengan sesuatu pasti sesuatu itu ada hal yang khusus.
2.      Penggunaan kata Inna dan huruf lam (di baca pendek) mengandung maksud untuk menguatkan atau suatu kepastian. Berhubung waktu sebagai rahmad, maka manusia pasti rugi bila melakukan pebuatan yang tidak baik atau memanfaatkan waktu yang di sediakan oleh Allah.
3.      Perkecualian manusia yang tidak merugi adalah bila beriman kepada dan melakukan amal shaleh, nasehat menesehati dalam kebenaran dan saling menesehati dalam kesabaran.[19]


BAB III
PENUTUP.
Dari berbagai uraian di atas , maka penulis  dapat memberikan kesimpulan antara  lain:
Dalam surat Al-baqarah Ayat 247, menjelaskan tentang wewenang memerintah bekanlah atas dasar keturunan, tetapi atas dasar pengetahuan dan kesehatan jasmani, bahkan di sini di isyaratkan bahwa kekuasaan yang di restui Nya adalah yang bersumber dari –Nya dalam arti adanya hubungan yang baik antara penguasa dan Allah SWT. Dan pada surat AN-NISA Ayat 06, menjelaskan  bahwa perlu menguji kemampuan anak yatim berkenaan dengan pengolaan harta dan kecerdasan amosinya sebelum menyerahkan hartaan nya yang berada di tangan wali hendak penyarahan nya yang berada di tangan wali dan hendak penyerahan di saksikan oleh pihak ke tiga.Dan dalam surat Al-Maidah ayat 16,menjelaskan mengantar seseorang yang bersungguh berusaha mengikuti jalan menuju keridhaan nya.
Kemudian pada Surat AL-ANFAL Ayat 60, menjelaskan Allah memerintahkan para mukmin menyiapkan segala perangkat yang di perlukan monolak serangan musuh seta memelihara kebenaran dan keutamaan. Dan pada Surat Huud 61,menjelaskan Allah SWTdekat dengan manusia sehingga dalam berdoa tidak perlu beriak/bersuara keras yang dapat menganggu pihak lain. Dan pada Ayat 112,menjelaskan Tetaplah kokoh atau berada atas Agama Allah sebagai perintah.Dn pada surat AL-HAJJ Ayat 78, menjelaskan bahwa tanamkanlah pada diri kita sebagai mana orang islam dalam kitapnya yang terdahulu maupun dalam Al qur an. Oleh karena itu, agungkanlah nikmad inidengan sebenar-benar dan syukurilah.
Dan pada Surat AN-NUUR Ayat 52, menjelaskan tetaplah taat kepada Allah dan rasul nya sehingga dapat melaksanakan perintah dan menjahui larangan nya, Dan pada surat ATH-THUUR ayat 47,menjelaskan orang-orang kafir itu akan menerima siksaan di kehidupan dunia mereka sebelumkiamat.Dan pada surat AL-ASHRI Ayat 1-3, menjelaskan dalam ayat ini Allah ber sumpah (waw gasam ) dengan waktu dan menunjukkan bahwa waktu memilili ke istimewaan, atau kekhukusan, karena dia bila Allah bersumpah dangan sesuatu pasti sesuatu itu ada hal yang khusus.





























BAB I
PEDAHULUAN

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia.  Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruk nya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Di sisi lain proses perkembangan dan pendidikan manusia tidak hanya terjadi dan di pengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan formal (sekolah) saja. Manusia selalu hidup akan mendapat pengaruh etiga itu sering di sebut sebagai tripusat pendidikkan. Dengan kata lain proses perkembangan pendidikan manusia untuk mencapai hasi yang maksimal tidak hanya tergantung tentang tentang bagai mana sistem pendidikan formal di jalankan. Namun juga tergantung pada lingkungan pendidikan yang berada di luar lingkungan formal.
Dalam kehidupan manusia tidak akan lepas dari nama nya pendidikan . Pendidikan merupakan modal dasar mencapai kehidupan yang sejahtra. Dalam pendidikan terdapat beberap a aspek yang dapat mempengaruhi perkembangan perilaku dan pribadi suatu individu dan pribadi suatu individu yang harus di pahami bersama, di antara nya adalah pendidikanfisik psikomotorik dan lain-lain perlunya fungsi pendidikan yang harus di maknai sebagai upaya untuk membantu manusia mencapai realitas diri dengan mengoptimalkan semua potensi kemanusiaannya. Dengan pengertian ini, semua proses yang menuju pada terwujud optimalisasi potensi manusia tanpa memandang tempat dan waktu, di kata gorikan sebagai kegiatan pendidikan.
Maka dalam makalah ini penulis berusaha mengambil dan mendeskripsi fungsi pendidikan dalam islam secara Induktif dengan melihat dalam al-qur an maupun hadist, juga memadukannya dalam konteks kebutuhan dari masyarakat secara umum dalam pendidikan sehingga di harapkan tujuan pendidikan dalam islam dapat di aplikasi pada wacana dan realita kekiniaan.



DAFTAR PUSTAKA


Al-Qarni, ‘Aidh.TafsirMuyassar, Jakarta: Qisthi pres2007
Ash-Shiddiegy, Hasbi. TafsirAL-Qur’anulMajid AN-NUUR. Semarang: Pustaka Riski Putra, 2000
Asrori.TarsirAL-Asraar.Yogyakarta : Daarut Tajdiid. 2012
Hamka, TafsirAL-Azhar. Malaysia:Pustaka Islamiyah,2007
Muhammad bin ali-bin Muhammad Asy-Syaukani,. Ringkasan TafsirFathulqadir ,Jakarta: Pustaka Azzam,2011
Shihab, Muhammad Quraisy.Tafsir al-Misbah,Jakarta: Lentera hati,2002    
Shihab,  Muhammad Quraisy. TafsirAL-Lubab, tangerang:Lentera Hati. 2012




[1] M.Qurai Shihab,Tafsir AL-MISBAH jilid 1,(Jakarta:Lentera hati,2002),h.643-644.                 
[2]M.Quraih Shihab,TafsirAL-Lubab, jilid 1 (Tangerang:Lentera hati,2012),h.169.
[3]Ahmad Mustafa,TarsirAL-MarigiJilid 4 (Semarang:Toha putra 1993)h.340.
[4]M.Quraish Shihab,TafsirAl-Misbah jilid 3,(Jakarta:Lentera hati 2002)h.68-68.
[5]Hamka,TafsirAL-Azharjilid 3,(Malaysiya:Pustaka Islamiyah Sdm.Bhd,2007)h.1669-1670.
[6]Hasbi ash-Shiddiegy,TafsirAL-Qur’anulMajid AN-NUUR.,(Semarang: Pustaka Riski Putra,200), h .1600.
[7]M.Qurai Shihab,TafsirAL-Lubab,(tangerang:Lentera Hati.2012),h.531.
[8].Asrori.,TarsirAL-Asraar  Jilid 1,(Yogyakarta :Daarut Tajdiid,2012),h.31.
[9]Aidh Al-Qarni,TafsirMuyassar,jilid 2,(Jakarta:Qisthi pres,2007),h.253.
[10]Aidh-Qarni,Tafsir MuyassarJilid 2,(Jakarta:Qisti Pers,2007)h.275
[11]‘Aidh al-Qarni, Tafsir Muyassar jilid 3,(Jakarta, Qisthi Press, 2007) h. 73-74.
[12]Ibid, h. 135
[13]Ibid, h. 345
[14] M.Qurai Shihab,Tafsir Al-lubab,jilid 3,(Tangerang: Lentera Hati.2012),h.136.
[15]Ibid,,204.
[16]Ibid,h246.s
[17]M.Quraisy Shihab Tafsir-Almisbah, vol 13, (Jakarta:lentera hati 2002), h. 306-309.
[18]Aidh al-Qarni,Tafsir Muyassar,jilid 4,(Jakarta, Qisti Perss,2007) h.656-657.
[19] Asrori M.A.TafsirAl-Asraar,Jilid 1,(Yogyakarta:Darut Tajdid , 2012),h.101.

Comments