PEMERINTAHAN KHULAFAUR RASYIDIN DAN PENAKLUKAN


PEMERINTAHAN KHULAFAUR RASYIDIN
          Khalifah adalah pemimpin yang diangkat sesudah nabi wafat untuk menggantikan beliau melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin agama dan kepala pemerintahan.[1]Dalam sejarah Islam dikenal ada 4 orang pengganti nabi yaitu para pemimpin yang adil dan benar karena itu gelar yang mendapat bimbingan  jalan lurus “al Khulafa ar-rasyidin” diberikan kepada mereka yaitu:Abu Bakar As-Shidiq, Umar Ibn Khattab, Utsman Ibn Affan, Ali Bin Abi Thalib
A. ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ
1. Riwayat Abu Bakar Ash-Shiddiq
        Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah sahabat yang mula-mula masuk Islam & juga salah seorang sahabat setia yang rela berkorban harta & jiwa untuk kepentingan penyebaran Islam & membela umat Islam. Abu Bakar lahir pada tahun 573 M dari sebuah keluarga terhormat di mekkah. Abu Bakar adalah nama gelar yang diberikan masyarakat muslim kapadanya. Nama aslinya adalah Abdullah Ibnu Abu Quhafah, lalu ia mendapat gelar Ash-Shiddiq setelah masuk Islam dikarenakan Abu Bakar adalah seorang yang jujur, tulus, ikhlas, kuat kemauan, pemberani, pema`af, penyayang & suka beramal, sehingga masyarakat kota Mekkah menaruh hormat kepadanya.

2. Pemerintahan Abu Bakar Ash-Shiddiq
           Abu Bakar Ash-Shiddiq diangkat menjadi khalifah pada tahun 632 M, ketika Nabi Muhammad SAW meninggal dunia. Masa pemerintahan Abu Bakar hanya 2 tahun 2 bulan yang dihabiskan untuk mengatasi berbagai persoalan dalam negri.
      Meskipun Abu Bakar terpilih secara demokrtis bukan berarti masa-masa kepemimpinanya berjalan mulus. Banyak hal yang dihadapinya, misalnya gerakan nabi palsu, gerakan kaum murtad & gerakan kaum munafik yang menentang pembayaran zakat.
  1. Gerakan Nabi PalsuKeberhasilan misi perjuangan Nabi Muhammad SAW menimbulkan kecemburuan segolongan masyarakat. Tidak lama setelah Nabi SAW wafat, muncullah beberapa orang yang mengaku sebagai nabi. Mereka memimpin gerakan pembangkang. Para nabi palsu itu adalah:[2]
            Pertama, Asad al-Ansi merupakan orang pertama kali yang mengaku sebagai nabi. Ia adalah pemimin suku ansi di yaman. Ia berhasil merekrut sejumlah pasukan daerah-daerah disekitar yaman untuk melancarkan pemberontakan terhadap pemerintahan Islam.
        Kedua, Musailamah, orang yang berasal dari suku Bani Hanifah dipusat jazirah Arab. Ia mengaku sebagai nabi & mengadakan penghasutan di yamamah.
            Ketiga, Thulaihah Ibnu Khuwailid adalah seorang yang mahir dalam peperangan & terkenal seorang yang kaya dari suku Bani As`ad.
           Keempat, Sqaj`ah, seorang wanita Kristen mengaku sebagai seorang nabi yang berasal dari suku Yarbu di Asia Tengah. Ia membentuk kekuatan dengan cara melangsungkan perkawinan dengan Musailamah al-Kadzab.

  1. Gerakan Kaum Murtad
Sejak tersebar berita meninggalnya Rasulullah SAW, sekelompok orang di Madinah menyatakan diri keluar dari Agama Islam sambil melancarkan gerakan pemberontakan. Gerakan ini dikenal dengan gerakan Riddah. Banyak suku-suku yang menyatakan keluar dari Islam dengan berbaagai alasan. Berikut ini adalah latar belakang atau sebab-sebab keluarnya mereka dari agama Islam.
    1. kekuasaan Madinah yang semakin menimbulkan kecemburuan sebagian masyarakat mekkah yang tidak menghendaki kekuatan madinah, mereka tidak berani melkukan pemberontakan ketika Nabi SAW masih hidup. Namun sepeninggal Rasulullah SAW mereka berusaha menandingi kota madinah hal ini menggambarkan atak aslimasyarakat arab,yakni fanatisme kesukuan.
    2. Ketika Rasulullah wafat, banyak masyarakat arab yang belum lama masuk islam, mereka belum menghayati benar ajaran Islam. Karena itu, banyak diantara mereka yang hilang keyakinannya & kembali kepada ajaran mereka semula.
Untuk mengatasi ketidakstabilan poitik karena gerakan kelompok-kelompok tersebut, Abu Bakar menyusun kekuatan di Madinah & membaginya menjadi 11 batalyon untuk dikirim keberbagai daerah pemberontkan. Abu Bakar menyampaikan intruksi mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam. & apabila mereka menolak maka mereka boleh diperengi sampai habis.
   Gerakan nabi palsu dapat dipatahkan oleh Khalid Ibnu Walid setelah Ikrimah & Syurahbil gagal mengalahkan Musailamah. Pasukan Musailamah dapat dipukul mundur oleh Khalid dalam peperangan yamamah tahun 633 M.
   Selain keberhasilan dalam menegakkan kekuatan hokum & politik Islam, banyak pula kemajuan yang dicapai pada masa pemerintahan Khlifah Abu Bakar Ash-Shiddiq, seperti:
1.      Perbaikan social kemasyarakaan
Yaitu menciptakan stabilits social & politik didalam negri dari berbagai gangguan  yang merongrong kekuasaan & kekuatan Islam.
2.       Pengumpulan Ayat-ayat Al-Qur`an
Setelah semua teratasi dengan baik, barulah khalifah melakukan tindakan-tindakan positif, misalnya, pengumpulan ayat-ayat Al-Qur`an untuk dijadikan mushaf. Pengumpuln ayat-ayat Al-Qur` ini atas anjuran Umar Ibnu Khattab yang merasa khawatir kehilangan Al-Qur`an setelah banyak sahabat-sahabat penghafal Al-Qur`an yang gugur dalam peperangan. & kekhawatiran ayat-ayat Al-Qur`an yang tertulis dipelepah kurma, bebatuan akan sirna, sehingga Islam tidak memiliki kitab suci. Padahal kitab suci merupakan symbol keberadaan sebuah agama.
3.       Perluasan  & penyebaran Agama Islam
Penyebaran & perluasan agama Islam mulai dilakukan Khalifah Abu Bakar ke wilayah Irak, Persia & Syiria
Pada tahun ke-12 H, Khalifah Abu Bakar mengirim pasukan ke irak yang dipimpin oleh Khalid Ibnu Walid. Wilayah irak waktu itu merupakan kerajaan Persia, sehingga apabila berhasil menguasai irak, maka akan sangat mudah menguasai Persia. Sebelum melakukan penakhlukan, Khalid bin Walid mengirim surat kepada Hurmuz untuk mengajak diri & pasukannya masuk Islam. Namun permintaan ini ditolak dengan alas an bahwa mereka lebih suka berperang daripada harus menerima Islam sebagai agama baru mereka. Maka terjadilah peperangan yang dimenangkan oleh pasukan Khalid Ibnu Walid. Berarti wilayah Irak & Persia jatuh dibawah kekuasaan Islam.
Selain Irak & Persia, Khalifah Abu Bakar juga mengirimkan pasukannya ke Syiria, yang dipimpin oleh Usamah Ibnu Zaid Ibnu Haritsah. Sebenrnya pasukan ini telah dipersiapkan oleh Rasulullah, tetapi belum terlaksana karena terdengar berita wafat Rasulullah.
Untuk menghadapi pasukan besar Islam ini, Heraklius mengirim sekitar 240.000 tentara ke Syiria, Palestina, Damaskus dan sebagainya. Maka umat Islam juga bersatu dalam kekuatan besar. Akhirnya pasukan besar itu bertemu disalah satu tempat bernama Yarmuk. Sehingga pertempuran itu disebut peperangan Yarmuk.
Dalam pertempuran kali ini berjalan cukup lama karena kekuatan Islam tidak sebanding dengan kekuatan Heraklius yaitu sekitar 30.000-40.000 pasukan. Peperangan ini baru berakhir pada masa pemerintahan Umar Ibnu Khattab.[3]

B. UMAR IBNU KHATTAB
1. Riwayat Umar Ibnu Khattab
Umar Ibnu Khattab lahir pada tahun 513 M dari satu keluarga suku Quraisy. Umar adalah pemuda yang gagah perkasa, tegas & pemberani. Umar ibnu khattab masuk Islam pada Usia 27 tahun, yakni tahun kelima setelah kenabian dan menjadi salah satu sahabat terdekat nabi saw. ia berkorban untuk melindungi nabi saw dan agama islam. Dan ia jg ikut berperang dalam peperangan yang besar dimasa rasul saw. serta dijadikan sebagai tempat rujukan oleh nabi mengenai hal-hal penting. Ia dapat memecahkan masalah  yang rumit tentang siapa yang berhak mengganti Rasulullah dalam memimpin umat setelah wafatnya Rasulullah saw.
Sebelum Abu Bakar meninggal dunia ia telah menunjuk Umar Ibn Khattab menjadi penerusnya. Dengan maksud untuk mencegah kemungkinan terjadi perselisihan dan perpecahan dikalangan umat Islam. kebijaksanaan Abu Bakar tersebut ternyata diterima masyarakat yang segera membaiat Umar. Umar menyebut dirinya khalifah khalifati Rasulullah (pengganti dari pengganti Rasulullah). Ia juga memperkenalkan istilah Amir al- Mu’min (Komandan daerah kekuasaan).
2. Pemerintahan Umar Ibnu Al-Khattab
Dengan meningglnya khalifah Abu Bakar, maka pemerintahan dipegang oleh khalifah baru, yaitu Umar Ibnu Khattab. Perpindahan kekuasaan ini terjadi secara aklamasi karena telah mendapat persetujuan dari para sahabat besar & umat islm lainnya. Sehingga ketika Abu Bakar wafat, maka secara otomatis kepemimpinan itu jatuh ketangan khalifah Umar Ibnu Khattab. . Hal ini dilakukan guna menghindari pertikaian politik antara Umat Islam sendiri. 
            Dalam waktu 10 tahun masa kepemimpinan Umar Ibnu Khattab banyak usaha yang dilakukannya untuk memperluas wilayah Islam & kejayaan Islam, diantaranya perluasan wilayah dari Syiria hingga Mesir.

  1. Penakhlukan Syiria & Palestina
Sebelum masuk kewilayah kekuasaan Islam, Syiria & Palestina berada dalam situasi yang sangat memprihatinkan, karena masyarakatnya selalu dibebani dengan berbagai pungutan & pajak yang harus mereka bayr kepada pemerintahan kekaisaran Byzantium(Romawi Timur). Selain itu mereka juga dipaksa untuk mengikuti aliran mazhab agama mereka yaitu mazhab Kristen Nestroit yang menganut ajaran Trinitas, yang tidak sepaham dengan mazhab yang dianut kebanyak masyarakat Syiria & Palestina yaitu mazhab jacobit paham monofisit, (percaya hanya kepada Tuhan Yang Esa)
Untuk itulah mereka menanti kehadiran sang pembela yang akan membebaskan mereka, maka Umar mengirim pasukan ke Syiria & Palestina. Abu Ubaidah Ibnu Jarrah mencoba menakhlukan beberaa ilayah di Syiria & Palestina. Setahun kemudian 14 H Damaskus dpat dikuasai. Pada tahun 16 H Amr Ibnu `Ash dapat menakhlukan tentara Romawi di Ajnadin. Secara berturut-turut beberapa kotadisekitar Syiria & alestian juga dikuasai, seperti Baitul Maqdis pada tahun 18 H. dengan jatuhnya Baitul Maqdis, maka seluruh wilayah Syiria & Palestina berada dibawah wilayah kekuasaan Isam.

  1. Penakhlukan Iraq & Persia
Sebenarnya Irak sudah dapat dikuasi oleh tentara Islam pada masa Khalifah Abu Bakar dibawah komando panglima Khalid Ibnu Walid. Akan tetapi ketika pasukan Khalid meninggalkan Irak & membantu pasukan Islam lainnya, kesematan itu dipergunakan oleh orang-orang Persia untuk mengusir umat Islam keluar dibawah pimpinan anglima Rustum. Oleh karena itu, Umar mengirim Sa`ad Ibnu Waqqash untuk menundukkan kembali Irak & Persia. Akhirnya Irak dapat dikuasai kembali pada tahun 2 H dalam peperangan Nahawand.
 Sejak saat itu, perkembngan Islam di Persia semakin maju, karena semua masyarakatnya telah memiliki peradaban yang cukup tinggi & mereka memadukannya dengan ajaran islam yang telah mereka anut.

c.       Penakhlukan Mesir
      Ternyata penjajahan Romawi Timur juga menimpa penduduk Mesir. Tekanan pemerintahan Byzantium yang mengharuskan penduduk Mesir membayar pajak melampaui batas kemampuannya. Karena mereka tidak tahan atas perlakuan semena-sema, maka mereka meminta bantuan kepada penguasa Muslim di Madinah. Oleh sebab itu, Khalifah Umar Ibnu Khattab memerintahkan pasukan Mesir yang berada di Palestina dibawah komando `Amr Ibnu `Ash untuk melanjutkan perjalanannya ke Mesir ada tahun 18 H (639)M..
Selain perkembangan politik perluasan wilayah kekuasaan, terdapat perkembangan lain yang terjadi pada masa pemerintahan Khalifah Umar Ibnu Khattab. Diantaranya sebagai berikut:
1.      Pembagian Daerah Kekuasaan
Khlifah Umar Ibnu Khattab telah membagi daerah Islam menjadi beberapa wilayah atau propinsi. Masing-masing propinsi berada dalam kekuasaan seorang gubernur, seperti Kufah dibawah kekusaan Sa`ad Ibnu Waqqash, Basrah dibawah kekuasaan `Athbah Ibnu Khazwan, & Fusthath dibawah kekuasaan `Amr Ibnu `Ash.
2.      Membentuk Dewan-dewan, seperti
a.       Baitul Mal (perbendaharaan Negara) yang bertugas mengatur masuk keluarnya uang, sehingga keuangan Negara dapat terkontrol.
b.      Dewan Angkatan Perang, yang bertugas menulis nama-nama tentara & mengatur pemberian gaji mereka
c.       Menetapkan TahunHijriyah sebagai Tahun Umat Islam[4]
3.      Membangun Mesjid-mesjid, seperti Masjid al-Haram, Masjid Nabawi, Masjid Aqsha & Masjid Amr Ibnu `Ash
Demikian perkembangan Islam yang terjadi pada masa pemerintahan khalifah Umar Ibnu Khattab selama. Banyak jasa yang diberikannya untuk kemajuan Islam & kesejahteraan Islam sehingga dikenal dalam sejarah Islam sebagai masa-masa yang paling aman, tentram & sejahtera. Masyarakatnya begitu makmur, keamanan terjamin dan sebagainya. Hal itu terjadi karena karesteristik pribadinya & dukungan masyarakat luas atas berbagai usaha yang dilakukannya.
                                                      
C. USMAN IBN `AFFAN
1. Riwayat Usman Ibn `Affan
            Usman Ibnu `Affan dilahirkan pada tahun 573 M pada sebuah keluarga dari suku Quraisy Bani Umayyah. Sebelum masuk Islam ia dipanggil dengan sebutan Abu Amr. Ia memeluk Islam lantaran ajakan Abu Bakar, dan menjadi salah seorang sahabat dekat nabi saw ia sangat kaya tetapi berlaku sederhana dan sebagian besar kekayaannya digunakan  untuk kejayaan Islam. ia bergelar Dzunnurain, karena menikahi dua putri Nabi, yaitu Ruqaiyah & Ummi Kulsum. Usman adalah sahabat Nabi SAW yang pandai membaca & menulis, karena sejak kecil ia dikenal sebagai anak yang cerdas & jujur, sehingga ketika dewasa ia merupakan salah satu orang yang berpengaruh di jazirah Arab.
Dalam hal kedermawanan, Usman Ibnu `Affan menempati posisi kedua setelah Abu Bakar. Pada saat pemerintahan khalifah Abu Bakar & Umar Ibnu Khattab, ia diberikan kepercayaan untuk menangani masalah-masalah kenegaraan.

2. Pemerintahan Usman Ibnu `Affan
Proses pengangkatan Usman Ibnu `Affan sebagai khalifah, ketika khalifah Umar dalam keadaan sakit. Ia membentuk sebuah dewan untuk mengatasi persoalan kepemimpinan setelahnya. Dewan tersebut terdiri dari 6 orang, yaitu; Usman Ibnu `Affn, Ali Ibnu Abi Thalib, Thalhah Ibnu Ubaidilah, Zubair Ibnu Awwam, Abdurrahman Ibnu Auf, & Sa`ad Ibnu Abi Waqqash.[5]Dewan ini bertugas memilih salah seorang diantara mereka yang akan menggantikannya sebagai khalifah.
Ketika terpilih menjadi Khalifah, Usman Ibnu Affan telah berusia 70 tahun, usia yang telah matang & penuh bijaksana. Namun para sahabatnya banyak memamfaatkan situasi ini untuk memperoleh keuntungan kelompoknya, seperti Bani Umayah & para kerabatnya.
Usman Ibnu `Affan menjadi khalifah selama 12 tahun. Upaya yang dilakukannya setelah Usman Ibnu `Affan dilantik sebagai khalifah adalah konsolidasi ke dalam & ke luar. Upaya ke dalam dilakukan sebagai salah satu cara untuk memperkuat perkembangan Islam, misalnya membangun masjid Nabawi di Madinah, pengumpulan & penulisan Al-Quran, membentuk angkatan laut & sebagainya. Sedangkan pengembangan Islam ke luar dalam rangka penguatan masyarakat Islam diluar jazirah Arabia
a.       Membangun Masjid Nabawi di Madinah
Pada masa khalifah usman Ubnu `Affan, masjid madinah dibongkar untuk direnovasi dengan ukuran yang lebih luas. Bentuk & corak bangunannya diperindah, tiang-tiangnya dibuat dari beton & bagian dindingnya dihiasi dengan ukiran-ukiran yang indah.
b.       Usaha Pengumpulan & Penulisan Al-Qur`an   
Pada tahun 26 H khalifah Usman ibnu `Affan mengkonsentrasikan pada upaya penulisan Al-Qur`an dengan membentuk panitia penulisan & pembukuan Al-Qur`an yang diketuai oleh Zaid Ibnu Tsabit yang beranggotakan Abdullah Ibnu Zubair, Sa`ad Ibnu Abi Waqqash, Abdurrahman Ibnu Auf & Haris Ibnu Hisyam. Mereka diminta untuk menyalin Al-Qur`an yang terdapat dibeberapa tempat, seperti pelepah kurma, bebatuan, kulit 7& tulang untuk dibukukan menjadi Mushaf. Mushaf ditulis sebanyak 5 buah, 4 diantaranya dikirim ke berbagai wilayah Islam sebagai pedoman. Sedangkan sebuah lagi disimpn untuk Khalifah Usman, kemudian dikenal dengan istilah Mushaf Usmani.
c.    Pembentukan Angkatan Laut.
Pada masa pemerintahan Khalifah Usman, daerah Islam telah sampai ke Afrika, Mesir, Cyprus & Konstantinoel. Daerah-daerah ini dikelilingi lautan. Karena itu Muawiyah sebagai Gubernur mengusulkan kepada Khalifah untuk membentuk Armada Laut. Armada ini tidak hanya dijadikan sebagai prtahanan tapi juga sebagai alat transpormasi untuk mengontrol wilayah Islam.
d.      Perluasan Wilayah Islam
Pada masa pemerintahan Usman penyebaran Islam telah sangat luas, mulai dari Afrika hingga wilayah Asia Tengah. Diantaranya:
i.         Khurasan yang dipimpin oleh Sa`ad Ibnu `Ash & Huzaifah Ibnu Yaman.
ii.       Armenia, yang dipimpin oleh Salam Rabiah al-Bahiy
iii.     Afrika Utara (Tunisia), dipimpin oleh Abdullah Ibnu Saad.
iv.     Penakhlukan Ray & Azerbeijin yang dipimpin oleh Walid Ibnu Uqbah.
Demikian usaha pengembangan Islam pada masa pemerintahan Khalifah Usman Ibnu Affan. Meskipun dalam usia lanjut, beliau mampu memimpin negeri yang sangat luas. Kepemimpinannya arif & lemah lembut sehingga banyak dimamfaatkan saudara-saudaranya untuk mengambil keuntungan bagi kepentingan pribadi & golongan.

D. ALI BIN ABI THALIB
1.  Riwayat Ali Bin Abi Thalib
Ali adalah putra Abi Thalib. Ia adalah sepupu nabi saw yang telah ikut bersamanya. Sejak bahaya kelaparan mengancam kota Makkah, demi untuk keluarga pamannya yang mempunyai banyak putra, Abbas, paman nabi yang lain membantu Abu Thalib dengan memelihara Ja’far anak Abu Thalib  yang lain. Ia dilahirkan 32 tahun setelah kelahiran Rasulullah SAW. ia telah masuk Islam dalam waktu yang masih berada pada umur sangat muda. ketika nabi menerima wahyu yang pertama, menurut Hassan, Ali berumur 13 tahun, atau 9 tahun menurut Mahmudunasir. Ia menemani nabi dalam perjuangan menegakkan Islam baik di Mekkah maupun di Madinah. Dan ia diambil menantu oleh nabi saw.
Ketika Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Nabi dan Rasul, Ali Ibnu Abi Thalib adalah orang pertama dari kalangan anak-anak yang menyatakan keislamannya serta terus berada disisi Rasullah SAW. Maka tak heran kalau kemudian ia mamiliki sifat-sifat terpuji seperti sifat Rasulullah. Kesetiaanya kepada Nabi tidak diragukan lagi, keberaniannya telah teruji ketika ia tidur ditempat tidur Rasul pada saat para pemuda Quraisy akan membunuh Rasulullah SAW.
2. Masa Pemerintahan  Khalifah Ali Ibnu Abi Thalib
Setelah meninggalnya Khalifah Usman Ibnu `Affan, masyarakat muslim dimadinah menjadi bingung. Dalam situasi seperti ini, Abdullah bin Saba salah seorang pemimpin di Mesir mengusulkan agar Ali Ibnu Abi Thalib diangkat sebagai khalifah. Usulan tersebut disetujui masyarakat muslim, kecuali mereka yang pro ke Muawiyah Ibnu Abi Sufyan. Ali semula menolak usulan tersebut. Alasannya, situasinya kurang tepat karena terjadi kerusuhan dimana-mana, situasi ini diatasi dulu baru berbicara maslah kepemimpinan.
Sebagai Khalifah Ali Ibnu Abi Thalib ingin meneruskan cita-cita khalifah-khalifah yang sebelumnya. Untuk itu ia mau mengikuti dengan tepat prinsip-prinsip Bitul Mal, yaitu mengembalikan semua kekayaan yang diperoleh para pejabat melalui cara-cara yang tidak baik ke dalam perbendharaan Negara (Baitul Mal). & ia juga bertekad untuk mengganti semua gubernur yang dianggapnya tidak mampu memimpin & tidak disenangi masyarakat. Karena prinsinya itu maka mereka tidak mengakui kepemimpinan Ali Ibnu Abi Thalib, bahkan mereka memilih Mu`awiyah dari pada kedudukan Ali Ibnu Abi Thalib. Inilah salah satu tantangan Khalifah Ali Ibnu Abi Thalib pada masa-masa kepemimpinannya.. mereka kemudian melakukan berbagai gerakan pemberontakan untuk menentang kebijakan Khalifah Ali Ibnu Abi Thalib.
Meskipun banyak pergolakan yang terjadi pada masa pemerintahan Khalifah Ali Ibnu Abi Thalib, banyak hal yang dilakukannya dalam usaha pengembangan Islam, baik perkembangan dalam bidang social, pembangunan & ilmu pengetahuan.

a. Perkembangan Dalam Bidang Pemerintahan
Situasi umat Islam pada pemerintahan Khalifah Ali Ibnu Abi Thalib sudah sangat jauh berbeda dengan masa-masa sebelumnya. Pada masa pemerintahan Abu Bakar & Umar Ibnu Khattab masih bersatu, selain itu masyarakat Islam masih sangat sederhana belum banyak yang terpengaruh oleh kekayaan duniawi & kedudukan.
Namun pada masa pemerintahan Usman Ibnu `Affan sudah banyak berubah karena sudah mulai terpengaruh hal-hal yang bersifat duniawi. Oleh karena itu, beban yang dipikul Khalifah Ali Ibnu Abi Thalib semakin berat. Tetapi ia tetap mengatasi persoalan tersebut. Meskipun ia mendapat tantangan yang sangat luar biasa.Usaha-usaha yang dilakukan semasa kepemimpinannya dalam bidang pemerintahan seperti:Mengganti para gubernur yang diangkat Khalifah Usman, & Menarik kembali tanah milik Negara. karena Pada masa pemerintahan Usman banyak kerabat yang diberikan fasilitas dalam berbagai bidang, sehingga banyak diantara mereka yang merongrong harta kekayaan Negara. Oleh sebab itu, Ali Ibnu Abi Thalib menjadi Khalifah ia memiliki rasa tanggung jawab yang besar untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

c. Dalam Bidang Pengetahuan
Pada masa pemerintahan khalifah Ali Ibnu Thalib, wilayah kekuasaan Islam telah sampai Sungai Efrat, Tigris bahkan sampai ke Indus. Karena luasnya wilayah kekuasaan Islam & banyak masyarakat yang bukan bersal dari kalangan Arab, banyak ditemukan kesalahan dalam membaca Al-Qur`an atau Hadits sebagai sumber Islam.oleh karena itu Khalifah, memerintahkan Abu Al-Aswad Al-Duali mengarang pokok-pokok Ilmu Nahwu, sebagai pedoman dasar mempelajari bahasa Al-Qur`an.

d. Dalam Bidang Pembangunan
Pada masa pemerintahan khalifah Ali Ibnu Thalib banyak usaha yang dilakukanny, terutama dalam masalah pembangunan. Salah satu kota yang dibangun beliau adalah kota Kuffah. Semula pembangunan kota Kuffah ini bertujuan untuk dijadikan sebagai basis pertahanan kekuatan Ali Ibnu Abi Thalib dari para pembangkang, seperti Muawiyah Ibnu Abi Sufyan yang sejak semula tidak mau tunduk terhadap pemerintahannya.

KESIMPULAN
Khalifah adalah pemimpin yang diangkat sesudah nabi wafat untuk menggantikan beliau melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin agama dan kepala pemerintahan.Dalam sejarah Islam dikenal ada 4 orang pengganti nabi yang mendapat gelar “al Khulafa ar-rasyidin” diberikan kepada mereka yaitu:Abu Bakar As-Shidiq, Umar Ibn Khattab, Utsman Ibn Affan, Ali Bin Abi Thalib
Abu Bakar Abu Bakar As-Shidiq Nama lengkapnya ialah Abdullah bin Abi Quhafa at-Tamimi. ia termasuk salah seorang sahabat utama. Karena beliau adalah orang yang paling awal memeluk Islam. Abu Bakar menjadi khalifah hanya 2 tahun. Umar Ibn Khattab Ia bernama Umar Ibn Khattab Ibn Nuffal keturunan Abdul Uzza al-Quraisi dari suku Adi salah satu suku yang terpandang mulia. Ia menjadi khlifah selama 10 tahun.
Utsman ibn Affan Nama lengkapnya Utsman ibn Affan Ibn Addil as Ibn Umayah dari suku Quraisy. ia sangat kaya tetapi berlaku sederhana. dan sebagian besar kekayaannya digunakan untuk kejayaan Islam .Ali Ibn Abi Thalib adalah putra Abi  Thalib Ibn Abdul Mutaib. Ia adalah sepupu nabi saw ia telah masuk Islam dalam waktu yang masih berada pada umur sangat muda. ia menemani nabi dalam perjuangan menegakkan Islam dan ia diambil menantu oleh nabi saw.
Dengan demikian sampai sinilah makalah kami, tapi kami yakin masih banyak kesalahan dan kekurangannya. Karenanya, kritik dan saran sangat kami nantikan untuk perbaikan. Semoga makalah ini bermamfa`at. Amin ya Rabbal `Alamin.
Masa sesingkat itu ia habiskan untuk menyelesaikan persoalan dalam negeri terutama tantangan yang ditimbulkan oleh suku-suku bangsa Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada pemerintah Madinah.
Cerita tentang keislaman umar berasal dari keinginannya untuk membunuh Nabi Muhammad SAW yang dianggap sebagai pemecah belah bangsa Arab. Karena itu ia terus berusaha menghalangi siapa saja yang ingin masuk Islam  bahkan tak segan-segan untuk membunuhnya. Karena gangguan & siksaan kafir Quraisy saat itu semakin menjadi, yaitu dua Umar yaitu Umar Ibnu Khattab, Umar Ibnu Hisyam adalah dua tokoh masyarakat Quraisy yang sangat ditakuti, maka Rasulullah berdo`a kepada Allah agar salah seorang diantaranya mendapat hidayah & bersama-sama menegakkan ajaran Islam. Permohonan Nabi SAW dikabulkan Allah SWT maka Umar Ibnu Khattab masuk Islam & sikap kersnya kepada ummat islam mulai melemah, bahkan bersikap ramah
  1. Perkembangan Dalam Bidang Pemerintahan
Situasi umat Islam pada masa pemerintahan Khalifah Ali ibnu Abi Thalib sudah sangat jauh berbeda dengan masa-masa sebelumnya.
karena menurut pengamatan Khalifah Ali Ibnu Abi Thalib para gubernur inilah yang menyebabkan pemberontakan terhadap pemerintahan Khalifah Usman Ibnu Affan. Mereka melakukan itu karena Khalifah Usman tidak mampu lagi mengontrol penguasa yang berada dibawah pemerintahannya, disebabkan usinya yang sudah lanjut.
  1. Gerakan Kaum Munafik
Abu Bakar memandang bahwa gerakan kaum munafik merupakan sebuah gerakan yang sangat berbahaya, karena hamper diseluruh penjuru Arabia muncul gerakan semacam ini.



[1] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Pt.RajaGrafindo Persada, hlm.36
[2] Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam, Semarang: PT Karya Toha Putra, hal.116
[3] Ibid., hal. 122
[4] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Pt.RajaGrafindo Persada, hlm.38
[5] Ibid., hlm. 38

Comments