BIOGRAFI M. QURAISH SHIHAB (Pemikiran Politik Islam)

M. QURAISH SHIHAB
M. Quraish Shihab tergolong unik, ia bukanlah seorang yang memiliki latar belakang pelaku atau pemikir politik, ia adalah seoarang ulama tafsir kontemporer Indonesia. Sepanjang kariernya sebagai dosen, guru besar, dan ulama, Quraish Shihab tetap konsisten pada jalur tafsir Al-Qur’an. Ia tidak menulis pemikiran politiknya secara khusus dalam sebuah buku. Pemikirannya tentang hubungan antara agama dan Negara terserak-serak dalam berbagai tulisannya, terutama dalam karya monumentalnya Tafsir al-mishbah, ketika ia menafsirkan ayat-ayat yang berkaitan dengan politik ketatanegaraan. Dari karangan-karangannya tersebut kita dapat melihat butir-butir pemikirannya tentang islam dan ketatanegaraan.
M. Quraish Shihab berasal dari keluarga ulama berpengaruh di Ujungpandang (Makassar). Ayahnya Abdurrahman Syihab (1905-1986) adalah seorang guru besar dalam bidang tafsir. Selain bekerja sebagai wiraswasta, ayahnya sejak muda juga melakukan kegiatan berdakwah dan mengajar, terutama dalam bidang tafsir.[1]M. Quraish Shihab lahir di Rappang, Sulawesi Selatan, 16 Februari 1944, ia menyelesaikan pendidikan dasarnyadi Ujungpandang. Setelah itu ia berangkat ke Malang melanjutkan pendidikan ke pesantren Darul Hadist al-Fiqhiyyah. Pada 1958 ia berangkat ke Kairo, Mesir, dan diterima di kelas II Tsanawiyah Al-Azhar. Pada 1967 ia meraih gelar Lc. (S-1) pada fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadist Universitas Al-Azhar. Selanjutnya ia mengambil pendidikan S-2 pada fakultas yang sama di Universitas Al-Azhar dan memperoleh gelar Master (MA) untuk spesialisasi bidang Tafsir Al-Qur’an dengan menulis tesis berjudul Al-I’jaz al-Tasyri’iy li al-Qur’an al-Karim.
Sepulangnya dari pengembaraan ilmiah di Mesir, M. Quraish Shihab memperoleh jabatan sebagai pembantu rector bidang akademik dan kemahasiswaan IAIN Alauddin UjungPandang. Ia juga menjabat sebagai coordinator kopertails wilayah VII Indonesia Bagian Timur.
Merasa tidak puas dengan pendidikan Master, pada 1980 ia kembali berangkat ke almamaternya untuk mengambil gelar doctor. Dua tahun berikutnya ia berhasil menggondol gelar doctor dengan predikat Summa Cum Laude dan penghargaan Mumtaz ma’a Martabat al-Syaraf al-Ula (penghargaan tingkat I). M. Quraish Shihab merupakan doctor pertama di Asia Tenggara yang meraih gelar demikian.
Sekembalinya ke tanah air, M. Quraish Shihab ditugaskan di Fakultas Ushuluddin dan Program Pascasarjana IAIN (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta. Beberapa jabatan pernah diamanahkan kepadanya, di antaranya ketua majelis ulama Indonesia (MUI) sejak 1984, anggota Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an Departemen Agama sejak 1989. Ia juga aktif di kepengurusan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), perhimpunan ilmu-ilmu syari’ah, konsorsium ilmu-ilmu Agama departemen pendidikan dan kebudayaan.
Pada 1995, Quraish Shihab mendapat kepercayaan sebagai rector IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Setelah sebelumnya menjabat sebagai pembantu rector bidang akademik. Lalu, pada 1998, Quraish Shihab diangkat presiden soeharto sebagai menteri agama RI pada cabinet pembangunan VII. Namun usia pemerintahan soeharto ini hanya dua bulan saja, karena terjadi resistensi yang kuat terhadap Soeharto. Akhirnya pada Mei 1998, gerakan reformasi yang dipimpin oleh tokoh seperti M.Amien Rais, bersama para mahasiswa berhasil menjatuhkan kekuasaan soeharto yang telah berusia 32 tahun. Jatuhnya soeharto sekaligus membubarkan cabinet yang baru dibentuknya tersebut, termasuk menteri agama yang dipegang Quraish Shihab.
Tidak berapa lamasetelah kejatuhan soeharto, Quraish mendapat kepercayaan dari presiden B.J Habiebie sebagai Duta Besar RI di Mesir, merangkap untuk Negara Jibouti dan Somalia.  Ketika menjadi duta besar inilah Quraish Shihab menulis karya monumentalnya Tafsir al-Mishbah,lengkap 30 juz sebanyak 15 jilid satu set.
Sepulangnya dari kampong halaman keduanya, quraish shihab aktif dalam berbagai kegiatan. Ia membentuk lembaga pendidikan dan studi tentang Al-Qur’an bernama pusat studi Al-Qur’an (PSQ) di Jakarta. Selain itu, untuk menerbitkan karya-karyanya, ia juga mendirikan penerbit lentera hati (nama yang diambil dari salah satu judul  bukunya.[2]

>>>Baca Juga Cerita Unik




[1] Keluarga besar M.Quraish Shihab merupakan keluarga ilmuwan/pendidik. Di antara saudaranya yang terkenal menjadi ilmuwan adalah K.H. Umar Shihab, abangnya yang menjadi pakar tafsir juga (meskipun tidak setenar nama Quraish Shihab) dan Alwi Shihab, mantan menteri luar negeri pada masa presiden Abdurrahman Wahid, yang memperoleh gelar Goktor dari Universitas Ayn Syams Mesir dan Universitas Temple, AS. Berbeda dengan kedua abangnya, Alwi Shihab konsentrasi pada studi tentang dialog antar-agama.
[2] Muhammad Iqbal & Amien Husein Nasution, Pemikiran Politik Islam, Dari Masa Klasik Hingga Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Prenadamadia, 2015), hlm. 252-253.

Comments